“Tuhan, kalau Kau bisa menggerakkan hati Bento Tonda untuk bertemu
dengan kami di bandara, Engkau pasti bisa menggerakkan hati pegawai Batavia
untuk menunggu kami juga.”
Itu kalimat doa yang saya daraskan
sepanjang perjalanan dari Bekasi menuju bandara Soeta pada hari Sabtu,22 Desember 2012, hari yang sesuai
jadwal tiket keberangkatan kami sekeluarga berlibur ke Flores melalui Kupang.
Kakak Ars Paso yang akan mengantar kami datang dari Cijantung pukul 09.00, dan terjebak
macet di jalan tol ke arah Cikampek, begitu keluar dari tol Cikunir menuju
Bekasi Barat. Khawatir semakin parah, Kk Ars berbelok masuk tol Cakung agar
masuk via Aqua Harapan Indah. Ternyata, macet parah juga sebelum ke Babelan
sampai arah Perumahan Taman Kebalen Indah, rumah kami. Tiba di rumah pukul
12.00, padahal rencananya kami akan berangkat dari rumah pukul 11.00. Setelah
mengatur semuanya, kami keluar dari rumah pukul 12.30. Puji Tuhan, depan
gerbang dan seterusnya sudah lancar. Untuk menghindari kemacetan parah yang
sering terjadi pada setiap hari Sabtu di sekitar stasiun Bekasi, kami
memutuskan untuk jalan lewat arah Bulak Kapal. Lumayan lancar…tapi begitu masuk
RS Bella, alamak….antrian mobil panjang….namun masih merayap. Kami ambil lurus
terus…oh mya God, ini lebih parah lagi, sempat berhenti total sekitar 15 menit.
Waktu terus berjalan dengan cepat. Oma tiba-tiba mual dan muntah-muntah. Saya
mulai cemas…lalu membaca lagi sms dari Bento Tonda.
Poa Mama Almira. Ai berangkat dari terminal brapa ne wai so’o Tanta ? Bento Tonda
Batavia terminal berapa e ?
1 C brarti
Kenapa, ada titipan ko ?
Ok Tanta, napa ketemu di bandara. Mo titip HP tii odo ka’e dan juga
titipan untuk Oma dari Kae Valens.
Molo
Tanta e, katanya Batavia di terminal keberangkatan 1 C
Mungkin ema, kami baru mau jalan
nih
Ok molo, sampe ketemu
Tiba-tiba sms masuk lagi dari
Bento.
Benar di terminal 1 C tanta. Jao sudah di sini (13.38)
Hah ? Bento sudah sampai bandara
? Dia yang nitip sesuatu aja sudah sampai bandara. Posisi kami masih sekitar
Bekasi. Saya lalu meminta tolong Bento untuk menanyakan batas waktu check in
pada pegawai Batavia melalui telpon.
Chek in sampai jam 2.30
Karena kami sudah masuk tol
barat, saya membalas sms, sepertinya bisa dikejar. Tiba-tiba hujan lebat
disertai angin. Tapi Kk Ars memang jago. Lancar…sampai pintu tol Halim, sedikit
macet… lalu Ars tembak lagi…
Kalo ada no K Robert Epe coba Tanya sekarang harga tiket (14.21)
Sms itu masuk karena waktu sudah
mepet, dan pegawai Batavia menanyakan keputusan pada Bento, mau batal atau
bagaimana ? Komunikasi terus berjalan antara saya dan Bento tentang pilihan
lain, jika dialihkan ke orang lain, uang akan dikembalikan utuh, tetapi kami
boleh memilih terbang dengan Batavia pukul 06.00 pada hari Minggu dengan
penambahan biaya 5 juta 200 ribu untuk berempat. Ampun DJ…. Saya tetap belum
memberi keputusan. Mobil terus melaju dengan cepat…dan sudah masuk tol bandara.
Bento terus kontak…
Waktu mepet…saya minta suami
bicara dengan salah seorang pegawai
Batavia, karena saya mau “berteriak dalam hati pada Tuhan”.
TUHAN, kalau Kau bisa menggerakkan hati
Bento untuk bertemu kami di bandara, Kau pasti bisa menggerakkan hati pegawai
Batavia untuk menunggu kami.” Dan…. kami akan ditunggu sampai pukul 15.00,
lalu dia membantu check in terlebih dahulu. Puji Tuhan….
Pukul 14.47 masuk gerbang
bandara….dan tiba di terminal 1 C pukul 14.50. Bento sudah menanti kami dengan
wajah tegang, kami pun demikian. Suami langsung ke kantor Batavia, Ars dan
Bento membantu saya mengeluarkan barang dari mobil. Begitu sudah rapi di troly,
mereka berdua segera pamit pulang karena mobil tak boleh parkir lama.
Pukul 15.00 kami berempat masuk,
mengurus bagasi, boarding pass dan pukul 15.15 menuju pintu 7C tujuan Surabaya
– Kupang. Di ruang tunggu sudah sepi. Kami langsung ke
pintu menuju pesawat. Di luar hujan lebat sekali. Kami sempat salah masuk pintu
untuk masuk pesawat Batavia sebelumnya yang sudah ditarik tangganya oleh
petugas. Tanpa pikir panjang karena panik, saya langsung teriak dari
atas….”Mas….Batavia !” sambil tunjuk kearah pesawat Batavia. Mas-nya balik
tunjuk ke arah tempat sebelahnya. Begitu
kami keluar, ampun….semua penumpang masih berbaris antri menunggu bis menuju
pesawat. Saya jadi malu ingat gaya saya teriak macam di Kopaja 16, suruh kenek
berhenti. Suami saya akhirnya bisa tertawa lepas mengulang konyolnya saya
berteriak minta nyeberang ke pesawat. Hahahaha….”Mama, mama, kayak di Kopaja
aja.” Untung hanya kami berempat e….
Karena hujan masih deras, pesawat
baru lepas landas pada pukul 16.20. Dan itulah sebetulnya waktu yang menurut
tiket awal. Perjalanan lancar, tiba di Surrabaya pukul 17.00, lalu pukul 18.00
menuju Kupang. Kami tiba dengan selamat di Kupang pada pukul 20.00 wib atau
pukul 21.00 witeng.
Terima kasih Tuhan, Kau sudah
menggerakkan hati Bung Valens Dakiso’o untuk menyuruh adiknya Bento Tonda
mengantarkan titipan untuk Oma. Kau sudah menggerakkan hati Bento Tonda untuk menuruti
perintah abangnya menunggu kami di
bandara. Kau sudah menggerakkan hati pegawai Batavia untuk membantu kami. Kau
sudah membimbing Ars mengantar kami ke bandara dengan cara yang sangat memukau.
Terima kasih Tuhan…. untuk semuanya. Dan kalimat sakti Oma yang tak akan pernah
saya lupa, SEMUA SUDAH DIATUR OLEH TUHAN…